Next Post
google.com, pub-8049382961033595, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Momentum Harla Muslimat NU, Kakanwil Kemenag Kecam Bom di Makassar

kemenag 1

 

Ambon, Kabarnyata.com– Kakanwil Kemenag Provinsi Maluku, Jamaludin Bugis menghadiri acara Harlah Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) ke – 75 yang diperingati Muslimat NU Maluku di Hotel Manise, Ambon, Senin (29/3).

Harlah organisasi perempuan dalam tubuh Nahdlatul Ulama tersebut dihadiri Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Setda Maluku Saleh Thio mewakili Gubernur, perwakilan Kapolda dan Pangdam XVI Pattimura, Ketua Muslimat NU Maluku Uri Malimpo, Ketua Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode Gereja Protestan Maluku Pendeta Elifas Tomix Maspaitella, Ketua Walubi Maluku Wilhelmus Jauwerissa, perwakilan NU Maluku, Ketua Fayatan NU Maluku Habiba beserta jajaran pengurusnya.

Melalui momentum harlah ini, Kakanwil Kemenag Maluku menyempatkan diri menyampaikan duka sekaligus mengutuk keras peristiwa bom bunuh diri tepat di depan Gereja Katedral Kota Makassar kemarin. Kakanwil menegaskan perbuatan biadap sangat tidak beradab itu merusak nilai-nilai kemanusiaan yang universal.

“Terlebih perbuatan tersebut adalah perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai agama mana saja, terkhusus Pancasila dan UUD 1945,” tegasnya di acara harlah yang turut disaksikan Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa secara virtual.

Senada dengan Menteri Agama Yaqut Cholil Qaumas, Kakanwil mengajak seluruh elemen masyarakat, tokoh agama dan umat beragama, terkhususnya kaum perempuan dalam wadah yang dilahirkan pada 29 Maret 1946 ini untuk berpartisipasi menggelorakan program moderasi beragama.

“Tidak terkecuali organisasi Muslimat NU, karena wadah ini memiliki peran penting dalam pengembangan moderasi beragama dan mencegah meluasnya pemahaman radikalisme yang akan mengarah pada terorisme,” sambungnya.

Kakanwil lebih lanjut meminta khususnya kalangan perempuan hendaknya secara aktif memberikan pencerahan dan pendidikan mulai dari lingkungan keluarga maupun masyarakat secara meluas.

Mengingat dengan sentuhan kelembutan, diharapkan kaum perempuan dapat menjadi madrasah pertama yang diposisikan Islam dengan sebutan surga dibawah telapak kaki ibu sebagai bentuk penghormatan atas posisi penting mereka 

“Maka dituntut perempuan Muslimat NU khususnya di Maluku mampu menjadi benteng utama pengembangan program moderasi beragama yang menuntut sesama maupun antar umat beragama untuk selalu hidup rukun di tengah perbedaan keyakinan dan penangkalan atas paham radikalisme agar dilakukan secara universal,” tutup Jamaludin.*** Inmas-Zam

Bagikan :

Kabar Nyata

Related posts

Newsletter

SAID PERINTAH MASOHI

Recent News