Next Post

Joe Biden dan Prediksi Kebangkitan Perempuan dalam Politik AS

joe-biden-dan-kamala-harris-3_169

Para analis memprediksi wajah politik Amerika Serikat akan berubah seiring terpilihnya Joe Biden sebagai presiden AS. Dia disebut-sebut akan mengangkat beberapa perempuan untuk berada di dalam pemerintahan.

Mereka memperkirakan, Biden akan menunjuk Senator Elizabeth Warren atau pejabat Bank Sentral sekaligus mantan Wakil Menteri Keuangan, Lael Brainard, untuk mengepalai Kementerian Keuangan, sebuah posisi yang tidak pernah dipimpin oleh seorang perempuan.

Biden juga kemungkinan akan mengangkat seorang perempuan, Michele Flournoy, menjadi Menteri Pertahanan. Dia memang berkarir di Pentagon dan dianggap menjadi orang penting ketiga di lembaga itu.

“Pemilu ini menunjukkan kemajuan berkelanjutan bagi perempuan di Amerika,” kata Direktur Pusat Wanita dan Politik Amerika (CAWP) Universitas Rutgers, Kelly Dittmar.

“Ini akan berdampak penting pada politik Amerika. Karena selain membawa diri mereka sendiri ke pemerintahan, mereka membawa pengalaman hidup dan perspektif berbeda yang masih kurang terwakili,” tambahnya seperti dilansir AFP.

Menurut CAWP, meski beberapa hasil pilpres belum final, tapi setidaknya diperkirakan ada 140 orang politikus perempuan akan duduk sebagai anggota Kongres pada 3 Januari 2021.

Saat ini, terdapat 127 perempuan di Kongres atau 23,7 persen dari 435 kursi di DPR dan seratus di Senat. Persentase itu akan meningkat menjadi 76 persen di Januari, mereka akan mewakili setengah dari populasi AS.

Politikus perempuan dari Partai Demokrat AS bakal menduduki 105 kursi di Kongres, dengan rincian 89 orang di Dewan Perwakilan dan 16 orang di Senat.

Sementara politikus perempuan dari Partai Republik akan menempati 35 kursi, dengan rincian 27 di DPR dan delapan di Senat, angka ini jauh lebih sedikit daripada Demokrat tapi juga meningkat dari jumlah saat ini dengan 22 kursi

“Kandidat perempuan dari Partai Republik tampil lebih baik dari yang diharapkan. Mereka masih kurang terwakili secara signifikan, tapi ini seharusnya mengirim pesan tentang keterpilihan mereka, dan semoga meningkatkan pengaruh mereka di dalam partai untuk memastikan lebih banyak perempuan terpilih di masa depan,” terang Dittmar.

Dengan terpilihnya Kamala Harris sebagai wakil presiden perempuan pertama di AS, diperkirakan akan membawa dampak yang cukup besar ketika pemerintahan Biden resmi berjalan pada Januari 2021 mendatang.

Harris (56) yang merupakan senator dan mantan jaksa penuntut akan mendapatkan banyak penghargaan pertama ketika dia dilantik pada 20 Januari. Yakni sebagai wanita pertama, serta orang kulit hitam dan keturunan Asia Selatan pertama yang menyandang posisi wakil presiden AS.

“Bersama-sama, kami menunjukkan kepada gadis-gadis kecil di seluruh negeri tentang apa yang mungkin (dapat) terjadi,” cuit Harris di Twitter pada Jumat pekan lalu.

Pernyataan Harris dinilai memiliki semangat yang sama dengan Hillary Clinton ketika dia kalah dari Donald Trump dalam pemilihan presiden 2016.

“Saya tahu kita masih belum menghancurkan langit-langit kaca tertinggi dan terkeras itu (di Gedung Putih), tapi suatu hari seseorang akan melakukannya, dan semoga lebih cepat dari yang kita kira,” ujar Clinton kala itu.

Dilansir AFP, dia kemudian mengutarakan kata-kata penyemangat yang ditujukan kepada “gadis kecil” di AS.

“Jangan pernah meragukan bahwa Anda berharga dan kuat dan berhak atas setiap kesempatan dan peluang di dunia untuk mengejar dan mencapai impian Anda sendiri,” ucapnya.

Sejak Clinton mengucapkan kata-kata itu empat tahun lalu, wanita telah mengubah wajah perpolitikan AS, baik di Kongres maupun di Gedung Putih.

Mantan Kepala Eksekutif Komite Nasional Demokratik yang sekarang berada di American University, Amy Dacey, mengatakan dengan terpilihnya Kamala Harris, maka dia berhasil mendobrak batas-batas perpolitikan di AS.

Sementara kepala staf Biden, Ron Klain, mengatakan Harris akan memainkan peran penting dalam pemerintahan.

“Dan saya pikir (Biden akan) membawa banyak perempuan di semua tingkat pemerintahan,” kata Klain.

Selama era pemerintahan Trump, tercatat hanya ada dua wanita di kabinetnya, yakni Menteri Perhubungan Elaine Chao dan Menteri Pendidikan Betsy DeVos. Sementara beberapa wanita lainnya menjabat sebagai penasihat senior atau juru bicara Gedung Putih.

Di sisi lain, Trump juga kerap memicu kontroversi dengan komentarnya yang dinilai menghina atau menyudutkan wanita. Bahkan pada Oktober, dia menyebut Harris sebagai “monster”.

sumber : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20201117180514-134-570985/joe-biden-dan-prediksi-kebangkitan-perempuan-dalam-politik-as

Bagikan :

Kabar Nyata

Related posts

Newsletter

SAID PERINTAH MASOHI

Recent News