Ambon, Kabarnyata.com– Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku, H. Jamaludin Bugis, S.Ag mengatakan keberadaan Forum Perempuan Lintas Agama (FORPELA) Kota Tual dan Kabupuetan Maluku Tenggara, sangat penting untuk mendorong program Penguatan moderasi beragama di dua wilayah tersebut.
Pemerintah melalui kementerian agama di bahawa kepemimpinan Bapak H. Yaqut Kholil Qhumas saat ini memberi perhatian penuh terhadap pembangunan kerukunan umat beragama di Indonesia. Berbagai program digulirkan untuk mendorong keberagaman masyarakat melalui program moderasi beragama
Demikian, disampaikan Kakanwil dalam kegiatan dialog kerukunan umat beragama Forum Perempuan Lintas Agama (FORPELA) Kota Tual dan Kabupuetan Maluku Tenggara. yang dibuka secara resmi oleh, Ina Latu Maluku, Ny. Hj. Widya Murad Ismail Secara Virtual, di Aula Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT) Kota Tual, Sabtu, (20/04).
Menurut Kakanwil, Kegiatan dialog yang dilaksanakan oleh wadah Forum Perempuan Lintas Agama (FORPELA) Maluku Tenggara dan Kota Tual, perlu mendapat apresiasi, Eksistensi wadah ini menunjukan adanya perhatian besar dari kelompok perempuan yang terhimpun dalam FORPELA untuk menjaga tatanan nilai persaudaraan antara sesma umat bersaudara yang berbeda keyakinan agama.
Seluruh elemen masyarakat di daerah ini terkhususnya anggota FORPELA harus memahami Tri kerukunan umat beragama meliputi tiga jenis kerukunan, yaitu Kerukunan intern umat beragama, Kerukunan antar umat beragama, dan Kerkunan antara umat beragama dan pemerintah. Konsep ini merupakan gagasan pemerintah dengan tujuan agar masyarakat memahami nilai kebersamaan dalam perbedaan. ” Saya berharap Melalui dialog ini akan melahirkan pemikiran dan gagasan yang indeal sebagai bangian penting untuk menyatukan masyarakat Tual dan Maluku Tenggra hidup harmonis, aman, damai dalam wilayah Negera Kesatuan Republik Indonesia,” harap Kakanwil.
Sementara, Widya Murad Ismail mengatakan, Masyarakat Maluku, khususnya yang ada di Kota Tual dan Maluku Tenggara adalah masyarakat yang majemuk terdiri dari berbagai agama, adat istiadat yang berbeda, keragaman ini disatu sisi merupakan kekayaan budaya bangsa yang sangat berharga serta menjadi kebanggaan kita dan akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam pembanguna.
Namun sebaliknya bila dicermati dinamika kehidupan bangsa saat ini, dalam perspektif sosial masih ditemukan konflik yang sering terjadi diberbagai daerah-daerah. Realitas ini, tentu patut mendapat perhatian dari kita semua untuk menjaga kemajemukan menghindarkan masyarakat dari ancaman perpecahan terutama konflik yang mengatas namakan agama sebagai sesama anak negeri.” Cara yang perlu kita lakukan dalam rangka mewaspadai dan mencegah gesekan dalam lingkungan sosial adalah dengan membangun kesadaran untuk selalu memiliki sikap saling menghormati antara pemeluk agama di masyarakat dan tetap menjaga persatuan sebagai sesama anak bangsa yang hidupan di negeri yang sama sama kita cintai ini. “
Widya menjelaskan Pengurus dan Anggota FORPELA Maluku Tenggara dan Kota Tual, dintuntun tampil lebih aktif sebagai organisasi sosial yang mampu berperan multitasking atau menjalankan tugas ganda, lebih dari satu aktivitas dalam waktu yang sama, yaitu sebagai istri yang dicintai suami dan anak-anak dalam keluarga, dan menjadi individu yang tampil sebagai pelopor penebar kedamaian dalam lingkungan sosial bermasyarakat.
Kegiatan yang diikuti oleh puluhan perempuan lintas agama di dua wilayah adminstratif ini menghadirkan panelis Ketua MUI Kota Tual, H. A. Kabalmay, S.Pd.I, Ketua Kasis GPM Pulau Pulau Kei Kecil dan Kota Tual, Pdt. F.J Syahilatua, dan Pastor Paroki Tual, Pastor J.I Renyaa. Turut Hadir dalam kegiatan tersebut, Ka Kankemenag Kota Tual, H. Hanafi Kasim, S.Ag, Kasubbag Humas Kanwil Kemenag Maluku, Abd. Karim Rahantan, S.Ag, KTU Kota Tual, Ahmad Raharusun, S.Ag, Kasi Pendis Kota Tual, H. Iksan Rumaf, S.Ag.*** Inmas-ASA